Sebelum pandemi mendera negeri termasuk Papua, Polri melalui Polda Papua  sudah memiliki program unggulan bantu Papua. Program itu disebut Binmas Noken yang berlangsung sejak 2018. Banyak yang telah dilakukan jajaran Polda Papua dalam memajukan Papua. Bahkan ketika pandemi melanda pada tahun lalu, program Binmas Noken terus berlanjut menapak kemajuan. Apa saja yang dilakukan Polda Papua melalui program ini? Bagaimana capaiannya? Apa hambatannya?

Jakarta, 8 April 2021. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memiliki Satuan Tugas Binmas Noken Polri di Papua, dalam rangka melaksanakan tugas kemanusiaan dan memajukan Papua. Brigjen Polisi Dr. Eko Rudi Sudarto sebagai Kepala Satgas Binmas Noken Polri yang kini menjabat sebagai Wakapolda Papua sejak awal program ini berjalan. Satgas Binmas Noken Polri mempunyai program pendekatan kepada anak–anak di pedalaman Papua yaitu “Polisi Pi Ajar” atau Polisi pergi mengajar yang bertujuan memberi trauma healing kepada anak–anak di pedalaman Papua.

“Mayoritas masyarakat Papua berada di daerah pegunungan. Program trauma healing ini diperlukan setelah semakin banyak kejahatan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di kawasan pemukiman di pegunungan. Beberapa daerah yang menjadi daerah tugas Binmas Noken meliputi Wamena, Nduga, Puncak Jaya, Lanny Jaya, dan beberapa daerah lainnya,” tegasnya. Program unggulan Binmas Noken yang lain adalah pemberdayaan masyarakat pada sektor Pertanian dan Peternakan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberi peningkatan penghidupan masyarakat lokal yang banyak terganggu oleh adanya kejahatan yang dilakukan oleh KKB, yang eskalasinya mengalami peningkatan sepanjang beberapa tahun terakhir.

Eko Sudarto menerangkan bahwa kegiatan pembinaan masyarakat atau dikenal sebagai Binmas dirintis sekitar tahun 1990 dan sampai saat ini di beberapa polda masih diadopsi serta sangat bagus untuk pendekatan kepada masyarakat atau pendidikan sosial kepada masyarakat binmas pionir. Menurutnya, filosofi ini bermakna luar biasa, yaitu Noken adalah sumber kehidupan, sumber martabat dan sumber peradaban bagi rakyat Papua. Semua daerah di Papua pasti memahami apa itu Noken, yang secara harfiahnya sebagai tas saja tapi buat mama–mama di Papua. Secara lebih mendalam, Noken itu adalah sumber kehidupan yang bisa dipakai untuk belanjaan bisa dipakai untuk mengisi hasil panen, bisa dipakai untuk membawa putra–putinya masa kecil, bahkan untuk 1 barang baharga di sana yaitu ternak babi.

“Kita mengadopsi kata Noken karena, dengan demikian, kita ingin mendapatkan masukan dari masyarakat apa kira–kira program Polri yang bisa bersama–sama masyarakat, masyarakat tergugah masyarakat senang dan masyarakat merasakan bahwa kami dengan masyarakat itu tidak ada bedanya hanya status sosial bahwa kami petugas negara dan merekalah yang meminta petugas negara dan sama – sama saling mengisi peradaban,” tutur Eko Sudarto lagi.

Harapan Kapolda Papua

Selanjutnya, Kapolda Papua, Mathius D. Fakhiri menyampaikan Commando Wish kepada seluruh personel di Aula Rastra Samara Polda Papua, Rabu (10/3/2021). Hal tersebut juga untuk mendukung keberlangsungan program Binmas Noken di bumi Papua. Turut hadir Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Eko Rudi Sudarto, Irwasda Polda Papua Kombes Pol. Alfred Papare, serta Para Pejabat Utama Polda Papua dan seluruh Kapolres Jajaran.

Adapun sebelas poin kebijakan Prioritas dalam Comannder Wish Kapolda Papua yaitu:

1. Melaksanakan transformasi Polri melalui 16 program prioritas Kapolri di Polda Papua dengan bersungguh-sungguh dan implementasikan;

2. Penegakan hukum yang mengedepankan restorative justice;

3. Melayani dengan hati dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kulur Papua.

4. Turun langsung ke lapangan dalam menyelesaikan masalah (On The Spot);

5. Penguatan organisasi dengan membangun Kesatuan terdepan yang menjamin rentang kendali pelayanan lebih efektif (Polsub/Polsek Pedalaman dan Pulau Terluar);

6. Utamakan pemenuhan anggaran yang semestinya diterima ujung tombak pelayanan publik;

7. Menghadapi kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan Kelompok Separatis Politik (KSP) dengan pendekatan kemanusiaan;

8. Antisipasi berita hoax dan ujaran kebencian dengan transparasi publik dan publikasi yang efektif;

9. Merubah pola pikir masyarakat terhadap Polda Papua dengan menampilkan sosok Polisi yang melayani di tengah masyarakat;

10. Menampilkan kesiapan Polda Papua dalam pengamanan PON XX Tahun 2021 di Provinsi Papua;

11. Rekrutmen Ba Polri (Bintara Polri) khususnya Polda Papua berorientasi pada pencapaian Local Boy For The Local Job melalui kebijakan affirmative (penyetaraan).

Sementara itu, Wakapolda Papua, Brigjen Polisi Eko Rudi Sudarto, mengatakan bahwa program Binmas Noken adalah sarana kita untuk membangun komunikasi antara Polisi bersama masyarakat. “Karena dengan Binmas Noken kita bisa mempunyai kapasitas untuk mendukung, memberi dan mengajari masyarakat,”kata Wakapolda Papua. “Saya mengharapkan rekan-rekan Kapolres untuk bisa membunyikan Binmas Noken (Polisi Pi Ajar) dengan melibatkan aksi kolaborasi sebanyak sebulan sekali serta yang terpenting adalah kita bisa melaksanakan program prioritas Kapolri dengan baik, “tambahnya.

Jadi Perhatian Khusus Presiden RI

Mengapa program Binmas Noken harus terus berlanjut di tanah Papua? Karena Binmas Noken Polri menjadi perhatian khusus dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Karena itu, seluruh polres diminta membuat program unggulan. “Terkait program unggulan kita, Presiden Republik Indonesia dan Kapolri telah memberikan perhatian khusus untuk kita implementasikan, yakni Binmas Noken. Oleh karena itu, diharapkan masing-masing polres agar membuat program-program unggulan,” ucap Wakapolda Papua, Kamis (18/3/2021).

Eko Sudarto menjelaskan Binmas Noken merupakan salah satu wadah untuk mendekatkan sekaligus menjadi tempat berkeluhnya masyarakat agar masyarakat semakin percaya terhadap keberadaan polisi sebagai pelayan masyarakat. Menurutnya, tujuan pembentukan Binmas Noken Polri adalah untuk lebih banyak mendengar permintaan, keinginan, dan harapan masyarakat Papua. Salah satu cendekiawan di Timika, Lucky Mahakena, terus berkontribusi positif membangun narasi pembangunan bagi kemaslahatan masyarakat di Timika. Eko menyebut agensi seperti Lucky ada di seluruh wilayah Papua dan sangat membantu Binmas Noken dalam menjalin interaksi konstruktif dengan berbagai komponen dan elemen.

“Sinergisitas dan kolaborasi antarlembaga dalam dinamika Binmas Noken menjadi kata kunci mewujudkan terciptanya harmonisasi kerja sama. Perhatian pemerintah pusat, dalam hal ini pimpinan negeri, terhadap mekanisme kolaborasi menjadi sangat jelas terhadap dalam melihat pembangunan di Papua,” ujarnya. Sedangkan Eko Sudarto menyebut implementasi pendekatan atau interaksi yang sangat efektif bagi Polri kepada masyarakat adalah pendekatan secara manusiawi atau soft approach policing. Dalam implementasinya, kata dia, pendekatan tersebut adalah melalui Binmas Noken. “Ke depannya, Polri akan membangun Kampung Binmas Noken untuk dijadikan tempat belajar, bermain, serta menanamkan kepada anak untuk cinta Tanah Air.

Pada prinsipnya, kita selalu ada dalam perahu yang sama dan tidak perlu menjadi nomor satu. Kita perlu bertanggung-jawabdalam tingkatkan kinerja kita,” katanya. Untuk diketahui bahwa salah satu prioritas kebijakan Polri yang Presisi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan untuk dilanjutkannya operasi khusus gagasan pendahulunya. Yaitu untuk membangun di Papua dengan hati. Membangun Papua dengan hati perlu guna memelihara kondusifitas situasi kamtibmas dan memberdayakan masyarakatnya.

Puji Binmas Noken

Heskia Hubi sebagai tokoh Pemuda menyampaikan dukungan pemuda pada program Binmas Noken Polri.“Para pemuda sangat mendukung TNI/POLRI dalam keamanan dan juga dalam hal apapun karena polri sangat menjurus ke mesayarakat. Dan juga dalam hal ini program Binmas Noken sangat baik dalam pelayanan karena sampai ke kampung kampung. seperti ke kampung kami dengan adanya Polri, kami sebagai masyarakat merasa aman” Ujar Heskia Hubi pada Sabtu, 27 Maret 2021.

Heskia Hubi menambahkan bahwa pemuda Jayawijaya Papua mendukung pembangunan di Papua demi kemajuan bangsa. Di tengah serangan fisik dan media dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, para pemuda menyadari bahwa sebagai generasi penerus bangsa haruslah pintar memilah kebenaran. “Secara garis besar bahwa isu isu / berita hoax sangat berpengaruh kepada kami para pemuda. Namun kami tolak yang namanya berita hoax karena dapat berpengaruh kepada masa depan kami dan dapat merugikan banyak orang” ujar Tokoh tersebut.

Beliau menambahkan harapannya untuk para Orang Asli Papua (OAP) bisa turut serta membantu Polri dalam segala giat Binmas Noken. “Dalam hal penerimaan bintara noken saya sebagai tokoh pemuda sangat berharap kepada adik adik saya terutama pemuda di kampung saya dan di gereja saya dapat di rekrut menjadi anggota kepolisian sebagai Bintara Noken dan sangat mendukung program polda papua” harapnya.

Hambatan Binmas Noken

Berdasarkan data yang ada, Binmas Noken Polri ada sejumlah kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program bidang pembinaan masyarakatnya. Salah satu kendalanya adalah kondisi demografi dan medan yang dilalui tim. Selain itu, masyarakat di sana biasanya tinggal dalam kelompok-kelompok kecil yang hanya terdiri dari dua atau tiga kepala keluarga (KK). Maka sumber daya manusia (SDM) dan pola pikir masyarakat Papua menjadi kendala pelaksanaan program Bimas Noken Polri.

Pihak kepolisian menyadari bahwa SDM Polri dan masyarakatnya belum sama. Sehingga beda peradaban menjadikan pemisah. Di Satu sisi polisi ingin memberikan apa yang mereka punya, tapi masyarakatnya tidak peduli. Kendala lainnya, sinergitas antara pemerintah daerah dan pemangku kepentingan karena belum sepenuhnya mendukung program Binmas Noken Polri. Persoalan manajemen juga menjadi kendala dalam pelaksanaan program Binmas Noken Polri. Misalnya, nilai uang di daerah pedalaman sangat tinggi sehingga pembiayaan terhadap satu kegiatan jauh melebihi dari anggaran yang dianggarkan. Misalnya biaya untuk mengirim satu paket bantuan dengan menggunakan pesawat karena daerahnya tak bisa dijangkau melalui jalan darat, bisa mencapai Rp 9 juta sekali jalan. Masalah ini jarang ditemui di wilayah Indonesia lainnya.

Kendala selanjutnya adalah dari sisi manajemen, yakni personel untuk pelaksanaan program yang awalnya telah dikumpulkannya harus berpindah saat program dimulai. Terakhir kendala klasik untuk menjalankan program di Papua adalah aspek geografis dan demografi, yakni daerah operasi merupakan pegunungan dengan transportasi darat dan udara yang berisiko tinggi. Namun dengan segala hambatan dan tanntangan tersebut, Polda Papua tak menyerah dan tetap mempertahankan serta melanjutkan Binmas Noken yang terbukti banyak membantu masyarakat Papua ini. (EKS/berbagai sumber)

Artikel sebelumyaBPJPH: Pemenuhan Bahan Halal Dibutuhkan Dalam Ekosistem Halal Indonesia
Artikel berikutnyaMitigasi Bencana Alam dan Peran Polri

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here