Soal Pemecatan Petugas Bandara Usai Kawal Habib Bahar, Islamophobia Sudah Parah
Soal Pemecatan Petugas Bandara Usai Kawal Habib Bahar, Islamophobia Sudah Parah

Ikromulmuslimin – Novel Bamukmin selaku Wasekjen PA 212 menyuarakan suara terkait pemecatan tiga petugas keamanan bandara atau Aviation Security (Avsec) Bandara Soekarno Hatta usai mengawal Habib Bahar Smith.

Kata Novel Bamukmin, sebagai negara mayoritas Islam, harusnya pihak bandara tidak bersikap seperti itu terhadap apa yang dilakukan petugas keamanan atau avsec di Bandara Soekarno-Hatta.

Mengingat yang dikawal itu juga merupakan seorang ulama tanah air.

“Saat ini ulamalah yang harus mendapatkan tempat yang terbaik bukan kriminalisasi, juga sanksi kepada orang yang cinta ulama,” kata Novel dikutip Pojoksatu.id, Senin (3/43).

Baca Juga :Mahfud MD: Masyarakat Harus Pahami Langkah Penanganan Terorisme

Islamophobia Indonesia Sudah Parah

Novel juga beranggapan dengan kejadian Habib Habar itu, ini membuktikan bahwa Islamophobia di Indonesia sudah sangat parah.

Bahkan sangking parahnya, kata dia, umat Islam di Indonesia sudah menjadi penonton di negerinya sendiri.

“Islamophobia di Indonesia memang sudah parah padahal Islam di Indonesia mayoritas tapi sudah sebagai penonton di negerinya sendilri,” ujarnya.

Novel kemudian mengungkit kejadian serupa yang pernah dialami Habib Rizieq saat pulang dari Arab Saudi ke Tanah Air.

Saat itu, lanjutnya, ada juga salah prajurit atau tentara yang diberikan sanksi berat buntut turut mengawal kedatangan Habib Rizieq.

“Saya jadi teringat ada prajurit tentara menyambut IB HRS waktu IB HRS Pulang dari Saudi Arabia mendapatkan sangsi padahal ada oligarki yang dibopong bopong oleh oknum aparat kepolisian juga pernah terjadi,” ujarnya.

Baca Juga : Viral Aliran Sesat di Sumsel, Raja Adil Sang Pemimpin Akhir Zaman

Jangan Lupakan Sejarah Ulama

Sebab itu, Novel pun mengingatkan pemerintah agar jangan sekali-kali melupakan sejarah atas jasa para ulama terhadap kemerdekan Indonesia.

Dengan banyaknya jasa ulama harusnya ulamalah yang mendapatkan tempat terbaik di tanah air, termasuk pengawalan.

“Sebagai bangsa yang bermartabat tentunya Jas Merah ( jangan sekali kali melupakan sejarah ) bahkan harus Jas Hijau ( jangan sekali kali hilangkan jasa ulama ),” ujarnya.

“Dengan begitu saat ini ulamalah yang mendapatkan tempat terbaik bukan kriminalisasi juga sangsi kepada orang yang cinta ulama,” tegasnya soal petugas keamanan bandara yang dipecat ini.

Dukung langkah kami dalam memberikan suara islamiah dengan share berita ini , Terimakasih

Artikel sebelumyaPenyimpangan Aqidah, MUI Bone Sebut Puang Nene Ajarkan Penyembahan Berhala
Artikel berikutnyaMemahami Islam: Islam Radikal, Terorisme dan Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here