TEMPO.CO, Jakarta – Munculnya varian Delta membuat orang yang sudah vaksinasi Covid-19 masih berisiko tertular, meski disebutkan gejalanya ringan. Menurut studi COVID ZOE yang melacak ribuan gejala melalui penggunaan aplikasi di Inggris, ada lima gejala yang muncul dan paling umum pada orang yang sudah divaksinasi dua kali yang terinfeksi Covid-19.
Mengapa masih bisa tertular Covid-19 setelah divaksin? Vaksin bukan pembunuh virus corona saat memasuki sistem tubuh tetapi masih bisa menyelamatkan hidup. Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi. Antibodi ini spesifik terhadap virus atau patogen untuk vaksin dan memungkinkan tubuh untuk melawan infeksi sebelum infeksi itu terjadi dan menyebabkan penyakit parah.
Data awal menunjukkan setelah dosis pertama Pfizer atau AstraZeneca, orang 33 persen lebih kecil kemungkinannya tertular varian Delta dibandingkan yang tidak vaksinasi. Dua minggu setelah dosis kedua, angka itu meningkat 60 persen untuk AstraZeneca dan 88 persen untuk Pfizer. Data ini untuk semua bentuk Covid-19, dari ringan hingga berat.
Vaksin mengurangi risiko terkena penyakit parah yang memerlukan rawat inap. Vaksin Pfizer dan AstraZeneca masing-masing 96 dan 92 persen efektif dalam mencegah rawat inap karena varian Delta. Pada dasarnya, ini berarti beberapa orang tidak akan memiliki respons kekebalan yang cukup kuat terhadap vaksin dan mungkin masih rentan terpapar Covid-19 meskipun kemungkinannya kecil. Bagaimana orang merespons vaksin Covid-19 dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk usia, jenis kelamin, obat-obatan, pola makan, olahraga, kesehatan, dan tingkat stres.
Baca juga: Amankah Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis Kedua Terlambat?