IKROMULMUSLIMIN — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir turut mengomentari polemik rencana kehadiran timnas U-20 Israel di Indonesia.
Dikatakannya, negara harus bertindak sesuai amanat konstitusi, Pembukaan UUD 1945, yang secara tegas menolak segala bentuk penjajahan dan imperialisme.
Ia menilai, semua event internasional, termasuk turnamen sepak bola semestinya sejalan antara penyelenggaraannya dengan ideologi politik negara tuan rumah.
“Baik sepak bola maupun urusan-urusan lain itu harus dalam satu kesatuan sistem dengan policy negara,” kata Haedar Nashir pada Selasa (14/03/2023), dilansir laman resmi Muhammadiyah.
Haedar menegaskan, sementara negara memiliki sikap tertentu terhadap ideologi politik, selain ada tidaknya hubungan diplomatik maka masalah lain bisa menyesuaikan. Sikap kontradiktif tersebut lah yang menimbulkan masalah.
“Selama negara itu masih punya kebijakan anti-imperialisme, anti-kolonialisme, serta tidak menjaga hubungan diplomatik dengan satu negara, yang lain itu harus menyesuaikan. Jika tidak menyesuaikan, maka akan terjadi masalah,” jelasnya.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menyatakan kehadiran timnas Israel cukup sensitif mengingat masih terjadinya penindasan yang dilakukan Zionis terhadap rakyat Palestina.
“Pemerintah dan para pejabat tinggi termasuk PSSI seharusnya mencontoh Presiden Sukarno yang tegas dan berani menolak kehadiran kontingen Israel di event Asian Games tahun 1962, karena Israel adalah penjajah. Meskipun harus keluar dari IOC, akan tetapi dengan penolakan ini Indonesia saat itu justru memperoleh posisi politik yang diperhitungkan secara internasional,” kata Ketua bidang Hubungan Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan tertulis, Selasa (14/03) lalu.
Beberapa pihak lain seperti PKS, Pemuda Hidayatullah, dan PA 212 telah menolak kehadiran perwakilan entitas Zionis yang saat ini sedang menjajah Palestina.
Baca juga : Ketum Muhammadiyah: Penyematan radikalisme overdosis terhadap Islam